Thursday, April 3, 2014

PSIKOTERAPI ANALISIS TRANSAKSIONAL


PSIKOTERAPI
ANALISIS TRANSAKSIONAL


 1.      Pengantar
          Analisis transaksional (AT) adalah psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. Analisis transaksional berbeda dengan terapi lainnya karena merupakan suatu terapi kontraktual dan desisional. Analisis transaksional berfokus pada putusan-putusan awal yang dibuat oleh klien dan menekankan kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru. Analisis transaksional menekankan aspek-aspek kognitif rasional-behavioral dan berorientasi kepada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru dan mengubah cara hidupnya.
          Pendekatan ini dikembangkan oleh Eric Berne, berlandaskan teori kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural dan transaksional. Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang tua, orang dewasa dan anak. Teori Berne, menggunakan beberapa kata utama dan menyajikan suatu kerangka yang bisa dimengerti dan dipelajari dengan mudah. Kata-kata utamanya adalah orang tua, orang dewasa, anak, putusan, putusan ulang, permainan, skenario, pemerasan, dicampuri, pengabdian dan ciri khas.

2.      Pandangan Utama Terapi Transaksional
       Analisis transaksional berakar pada suatu filsafat yang antidetermenistik serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengkondisian dan pemerograman awal. Disamping itu, analisis transaksional berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya serta orang-orang mampu memilih untuk memutuskan ulang. Analsisis transaksional meletakan kepercayaan pada kesanggupan individu untuk tampil diluar pola-pola kebiasaan dan menyeleksi tujuan-tujuan dan tingkah laku baru. Meskipun percaya bahwa manusia memiliki kesanggupan untuk memilih, Berne merasa bahwa hanya sedikit orang yang sampai pada kesadaran akan perlunya menjadi otonom. “manusia dilahirkan bebas tetapi satu hal paling pertama yang dipelajari adalah berbuat sebagaimana diperintahkan dan dia menghabiskan sisia hidupnya dengan bebrbuat seperti itu. Jadi, penghambaan diri yang pertama dijalani adalah penghambaan pada orang tua. Dia menuruti perintah-perintah orang tua untuk selamanya, hanya dalam beberapa keadaan saja memperoleh hak untuk memilih cara-cara sendiri dan menghibur diri dengan suatu ilusi tentang otonomi.

3.      Tujuan-tujuan Terapi Transaksional
         Tujuan dasar analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh putusan-putusan dini mengenai posisi hidupnya dan oleh pilihan terhadap cara-cara hidup yang mandul dan deterministik. Inti terapi ini adalah menggantikan gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang manipulatif dan oleh skenario-skenario hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh spontanitas, dan keakraban.
4.      Fungsi dan Peran Terapis
         Terapis membantu klien dalam menemukan kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan yang menyebabkan klien membuat putusan-putusan dini tertentu, memungut rencana-rencana hidup, dan mengembangkan strategi-strategi yang telah digunakannya dalam menghadapi orang lain yang sekarang barangkali ingin dipertimbangkannya. Terapis membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realitas dan mencari alternatif-alternatif guna menjalani kehidupan yang lebih otonom.
          Tugas terapis adalah menggunakan pengetahuannya untuk menunjang klien dalam hubungannya dengan suatu kontrak spesifik yang jelas yang diprakarsai oelh klien. Serta membantu agar klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan. Terapis mendorong dan mengajari klien agar lebih mempercayai ego orang dewasanya sendiri ketimbang ego orang dewasa  terapis dalam memeriksa putusan-putusan lamanya dan dalam membuat putusan-putusan baru.

5.      Metode-metode Didaktik
       Karena analisis transaksional dominan kognitif, prosedur-prosedur belia mengajar menjadi prosedur-prosedur dasar bagi analisis transaksional. Para anggota kelompok-kelompok analisis transaksional diharapkan sepenuhnya mengenal analisis struktural dengan menguasai landasan-landasan perwakilan-perwakilan ego. Yang dianjurkan kepada para anggota kelompok analisis transaksional adalah partisipasi dalam bengkel-bengkel kerja khusus, konferens-konferensi, dan pendidikan-pendidikan yang berkaitan dengan analisis transaksional.
  • Analisis Transaksional
 Analisis transaksional pada dasarnya adalah suatu penjabaran atas analisis yang dilakukan dan dikatakan oleh orang-orang terhadap satu sama lain. Ada tiga tipe transaksi, yaitu komplementer, menyilang dan terselubung. Transaksi-transaksi komplementer terjadi apabila suatu pesan yang disampaikan oleh suatu perwakilan ego seseorang memperoleh respon yang diprakirakan dari perwakilan ego seseorang yang lainnya.
  • Kursi kosong
Adalah suatu prosedur yang sesuai analisis struktural. Klien diminta untuk membayangkan bahwa seseorang tengah duduk di sebuah kursi di hadapannya dan mengajaknya berdialog. Prosedur ini memberikan kesempatan kepada klien untuk menyatakan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan sikap-sikapnya selama dia menjalankan peran-peran perwakilan-perwakilan egonya. Teknik kursi kosong bisa digunakan oleh orang-orang yang mengalami konflik-konflik internal yang hebat guna memperoleh fokus yang lebih tajam dan penggunaan kongkret bagi upaya pemecahan.
  • Permainan peran
Dalam terapi kelompok, situasi-situasi permainan peran bisa menlibatkan para anggota lain. Bentuk permainan lainnya adalah permainan yang menonjolkan gaya-gaya khas dari ego orang tua yang konstan, ego orang dewasa yang konstan dan ego anak yang konstan atau permainan-permainan tertentu agar memungkinkan klien memperoleh umpan balik tentang tingkah laku sekarang dalam kelompok.
  • Percontohan keluarga
Adalah suatu pendekatan lain untuk bekerja dengan analisis struktural, terutama berguna bagi penangan orang tua yang konstan, orang dewasa yang konstan atau anak yang konstan. Klien diminta untuk membayangkan suatu adegan yang melibatkan sebanyak mungkin orang yang berpengaruh di masa lampau, termasik dirinya sendiri
  • Analisis upacara, hiburan, dan permainan
Mencakup pengenalan terhadap upacara-upacara(ritual-ritual), hiburan-hiburan dan permainan-permainan yang digunakan dalam menyusun waktunya
  • Analisis permainan dan ketegangan
Adalah suatu aspek yang penting bagi pemahaman sifat transaksi-transaksi dengan orang lain
  • Analisis skenario
Adalah bagian dari proses terapeutik yang memungkinkan pola hidup yang diikuti oleh individu bisa dikenali. Analisis skenario membuka alternatif-alternatif bau yang menjadikan orang bisa memilih sehingga dia tidak lagi merasa dipaksa memainkan permainan-permainan mengumpulkan perasaan-perasaan untuk membenarkan tindakan tertentu yang dilaksanakan menurut plot skenario.

 6.      Penerapan dan sumbangannya
          Teknik-teknik pendekatan ini bisa diterapkan pada hubungan orang tua anak, belajar di kelas, pada konseling dan terapi individual serta kelompok, dan pada konseling perkawinan. Sumbangan utamanya adalah perhatiannya pada transaksi-transaksi berkenaan dengan fungsi perwakilan-perwakilan ego.

 7.      Kelemahan Terapi
          Tidak ditemukan suatu penekanan yang kuat pada keotentikan terapis atau pada hubungan pribadi-ke-pribadi dengan klien

No comments:

Post a Comment